MASYA Allah…


Bismillah..

membaca lagi tulisan2 saya 12 tahun lalu, seperti tenggelam ke dalam mesin waktu..

Saya yang bersemangat, masih idealis, dan optimis. I love my old self ๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š

Saat maju skripsi, saat “hijrah” dari hiruk pikuk kampus dan saat2 masih menjadi aktivis..

Tidak Ada yang perlu disesali dari masa lalu saya. Alhamdulillah.. Allah selalu membimbing saya dalam mengambil setiap keputusan dalam hidup.. semoga seterusnya. Aamiin..

Kelas Senin siang

And this is me now. Ibu dari empat anak yang heboh, dan menyibukkan diri dengan membantu anak2 bangsa mencintai belajar.. ๐Ÿ˜Š

Oke.. cukup untuk kali ini.. mau ngajar dulu.. Next time sambung lagi ya tulis2nya.. ๐Ÿ˜‰

I

Advertisement

Being A True TARBIYAH


Ada seorang cewek, pake rok terus, pakai jilbab menutup dada, dan pakai kaos kaki. Dengan mudah banyak orang mengidentifikasi, ‘ah, itu akhwat tarbiyah’. Ada cowok, dengan jenggot tipis (kalau yang beruntung -hehe), lebih sering celana kain daripada jeans), tidak merokok, dan (umumnya) kalem. Orang-orang pasti bilang, ‘oh, itu ikhwan tarbiyah’.

Akhir-akhir ini kata ‘Tarbiyah’ mulai sering disebut. Namun sayangnya, kata itu cenderung mengerucut pada jenis pengajian tertentu. Kalau demikian berarti semua mahasiswa di Fakultas TArbiyah ikut pengajian ‘tertentu’ dong? hehe, benar-benar kesimpulan yang asal ya..

Sebenarnya, apa to itu tarbiyah?

Dan setelah saya mencoba search kata tersebut di wikipedia, seketika saya langsung bilang ‘wow’ karena ternyata makna tarbiyah begitu tepat dan sesuai pemahaman saya. ๐Ÿ™‚

Secara utuhnya begini;

Tarbiyah berasal dari bahasa Arab yang berarti pendidikan, sedangkan orang yang mendidik dinamakan Murobi.

Etimologi

Secara umum, tarbiyah dapat dikembalikan kepada 3 kata kerja yg berbeda, yakni:

  1. Rabaa-yarbuu yg bermakna namaa-yanmuu, artinya berkembang.
  2. Rabiya-yarbaa yg bermakna nasya-a, taraโ€™ra-a, artinya tumbuh.
  3. Rabba-yarubbu yg bermakna aslahahu, tawallaa amrahu, sasa-ahuu, wa qaama โ€˜alaihi, wa raโ€™aahu, yang artinya masing memperbaiki, mengurus, memimpin, menjaga dan memeliharanya (atau mendidik).

Makna

Makna tarbiyah adalah sebagai berikut:

  1. proses pengembangan dan bimbingan, meliputi jasad, akal, dan jiwa, yang dilakukan secara berkelanjutan, dengan tujuan akhir si anak didik tumbuh dewasa dan hidup mandiri di tengah masyarakat.
  2. kegiatan yg disertai dengan penuh kasih sayang, kelembutan hati, perhatian, bijak, dan menyenangkan (tidak membosankan).
  3. menyempurnakan fitrah kemanusiaan, memberi kesenangan dan kemuliaan tanpa batas sesuai syariat Allah SWT.
  4. proses yg dilakukan dengan pengaturan yg bijak dan dilaksanakan secara bertahap dari yg mudah kepada yg sulit.
  5. mendidik anak melalui penyampaian ilmu, menggunakan metode yg mudah diterima sehingga ia dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
  6. kegiatan yg mencakup pengembangan, pemeliharaan, penjagaan, pengurusan, penyampaian ilmu, pemberian petunjuk, bimbingan, penyempurnaan, dan perasaan memiliki terhadap anak.
  7. Tarbiyah terdiri atas (1) Tarbiyah Khalqiyyat, yakni pembinaan dan pengembangan jasad, akal,

jiwa, potensi, perasaan dengan berbagai petunjuk, dan (2) tarbiyah diiniyyat tahdzibiyyat, pembinaan jiwa dengan wahyu untuk kesempurnaan akal dan kesucian jiwa menurut pandangan Allah SWT.

Arti

Dalam Islam, istilah pendidikan disebut dengan tarbiyah. Menurut ilmu bahasa, tarbiyah berasal dari tiga pengertian kata -robbaba-robba-yurobbii- yang artinya memperbaiki sesuatu dan meluruskannya. Sedang arti tarbiyah secara istilah adalah:

1. menyampaikan sesuatu untuk mencapai kesempurnaan, dimana bentuk penyampaiannya satu dengan yang lain berbeda sesuai dengan tujuan pembentukannya.

2. menentukan tujuan melalui persiapan sesuai dengan batas kemampuan untuk mencapai kesempurnaan.

3. sesuatu yang dilakukan secara bertahap dan sedikit demi sedikit oleh seorang pendidik.

4. sesuatu yang dilakukan secara berkesinambungan, maksudnya tahapan-tahapannya sejalan dengan kehidupan, tidak berhenti pada batas tertentu, terhitung dari buaian sampai liang lahad.

5. dijadikan sebagai tujuan terpenting dalam kehidupan, baik secara individu maupun keseluruhan, yaitu untuk kemashlahatan ummat dengan asas mencapai keridhaan Allah SWT seperti tersirat dalam firman Allah:

โ€œ

“Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al kitab, hikmah dan kenabian, lalu ia berkata kepada manusia, ‘hendaklah kamu menjadi penyembahku, bukan penyembah Allah’. Akan tetapi(dia berkata),’hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.”(Al Imran:79)

Nah, dari pengertian di atas cukup berbanggalah bagi ikhwan maupun akhwat yang selama ini dijuluki ikhwan/akhwat tarbiyah. ๐Ÿ™‚

Sekarang simpelnya, bagaimana kemudian kita (khususnya saya pribadi menerapkan ‘tarbiyah’ di kehidupan kita secara nyata?

1. Di lingkungan kerja

Untuk lingkungan kerja tarbiyah mengajarkan kita untuk memiliki integritas tinggi. Selalu tepat waktu, berusaha profesional, dan menganggap bekerja hanya salah satu bentuk ibadah kita kepada Allah SWT. Jadi orientasi kerja bukan pada berapa gajinya, tetapi pada kontribusi apa yang kita berikan di tempat kerja atau bagi pekerjaan kita. Terutama selalu berkeyakinan jika di Akhirat nanti kita akan dimintai pertanggungjawaban atas pekerjaan kita.

2. Di lingkungan masyarakat

Untuk hal ini saya memang masih minim peran. Tetapi dalam sederhananya, tarbiyah membuat kita harus selalu berusaha diterima di masyarakat. Setidaknya memberikan kesan yang baik. Selalu ramah dan menyapa, tidak terkesan eksklusif, dan peka dengan kondisi lingkungan kita.

3. Di lingkungan keluarga

Nah, di sini saya betul-betul mensyukuri karena saya pernah dan sedang dalam proses tarbiyah. Sebab menjadi ibu yang tertarbiyah memacu kita untuk ‘berbeda’ dengan ibu-ibu biasa. Harus lebih sabar, lebih kreatif, dan lebih-lebih yang lain. Ibu yang tertarbiyah juga tidak boleh malas belajar terus menerus. Bisa lewat lingkungan, buku, televisi, semuanya. Tentunya yang paling penting adalah mengenalkan nilai-nilai ketuhanan kepada si kecil sedini mungkin, bahkan dari mulai dalam kandungan.

Sebagai suami/istri yang tertarbiyah juga harus beda dengan yang lain. Ini dimulai dari proses saat mencari dan mendapatkannya. Di antaranya tidak mengumbar kemesraan di depan umum, selalu menguatkan dan saling mengingatkan, tidak egois, dan selalu mendukung aktivitas tarbiyah masing-masing tentunya.

Selain itu muasih banyaaak sekali aspek yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Itu karena memang tarbiyah harus benar-benar merasuk di setiap aspek kehidupan kita.

Semoga juga bisa memberikan pengingatan kepada saya juga. Aamiin..

^_^

ย 

(Dini hari di antara suara dengkuran dan nafas kecil)

ย